ANALISIS DAMPAK INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA

NONO, IPENDI (2015) ANALISIS DAMPAK INFLASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA. Diploma thesis, UPT. Perpustakaan Unand.

[img] Text
201505221133nd_skripsi_-_nono_ipendi_1010511019.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Latar Belakang Fenomena inflasi dan pertumbuhan ekonomi telah menjadi isu utama dalam analisis makroekonomi. untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan ditambah dengan stabilitas harga terus menjadi tujuan utama kebijakan ekonomi makro untuk sebagian besar negara di dunia saat ini. Selama beberapa dekade terakhir, hubungan antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi telah menarik perhatian luas dari para ahli makroekonomi (Ahmed and Mortaza, 2005). Masalah ini awalnya berkembang dari gagasan yang kontroversial antara strukturalis dan monetaris. Dalam hubungan ini, Mundell (1965) dan Tobin (1965) memprediksi hubungan positif antara tingkat inflasi dan tingkat akumulasi modal, yang pada gilirannya menyiratkan hubungan positif dengan tingkat pertumbuhan ekonomi karena mereka berpendapat bahwa uang adalah subtitusi dari modal, peningkatan tingkat inflasi meningkatkan akumulasi modal dengan portofolio bergeser dari uang modal, dan dengan demikian, merangsang tingkat yang lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi (Gregorio, 1996). Sebaliknya, Fischer dan Modigliani (1978) menunjukkan adanya hubungan negatif antara tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi melalui mekanisme baru teori pertumbuhan (Malla, 1997). 15 Mereka menyebutkan bahwa inflasi membatasi pertumbuhan ekonomi terutama dengan mengurangi efisiensi investasi. Berdasarkan hal tersebut diatas semakin menimbulkan pertanyaan bagaimana inflasi seharusnya. Hubungan antara keduanya mengalami perdebatan panjang hingga saat ini. struktur ekonomi atau faktor – faktor yang mempengaruhi yang berbeda, akan menghasilkan temuan empiris yang berbeda pula. Untuk menjawab pertanyaan ini baru-baru ini ahli makroekonomi telah mengadopsi teknik ekonometrik hanya dengan melihat efek non-linear atau struktural yang menyatakan bahwa dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi bisa positif sampai ke tingkat ambang (Threshold Level) tertentu dan melampaui tingkat ini efeknya berubah menjadi negatif (Sweidan, 2004). Ini mendukung kedua pandangan kaum strukturalis dan monetaris. sampai batas tertentu yaitu inflasi yang rendah sangat membantu untuk pertumbuhan ekonomi tetapi setelah perekonomian mencapai pertumbuhan yang lebih cepat maka inflasi merugikan bagi keberlangsungan pertumbuhan tersebut. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki pengalaman pahit dalam hal inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Kinerja perekonomian Indonesia yang mengesankan selama tahun 1970-an sampai dengan awal tahun 1980-an ditandai oleh membaiknya beberapa fundamental makroekonomi. Laju pertumbuhan rata- rata PDB riil selama periode tersebut 7,6%. Laju inflasi year on year terkendali, rata-rata 17,07%. Neraca perdagangan mencatat surplus sekitar 3.524 juta dollar. Namun Terjadinya supply shock, kejatuhan harga minyak dunia, awal tahun 1980-an, menjadi bumerang bagi aktivitas perekonomian Indonesia. Pertumbuhan ekonomi mengalami 16 perlambatan (slow down), jatuh pada level 0% (1982). Dari sektor eksternal, surplus neraca perdagangan mencatat penurunan sebesar 8.988 (juta US$) menjadi 5.434 (juta US$) dan cadangan devisa berkurang dari 5.014 (juta US$) menjadi 3.144 (juta US$), diantara tahun 1981-1982. Lebih dari itu, pada tahun 1997 – 1998 krisis ekonomi kembali melanda Indonesia. Krisis ini telah mengahasilkan beban berat bagi Indonesia, dimana mengalami tingkat inflasi yang sangat tinggi yaitu hingga 77,6 % dan tidak terkendali, disisi lain pertumbuhan ekonomi minus hingga – 13.13 %. Sebagai respon dari memburuknya kondisi perekonomian semenjak 1980-an, pemerintah menjalankan serangkaian program penyesuaian makroekonomi (macroecono- mic adjustment program). Diantara kebijakan itu ialah penyesuaian sistem nilai tukar yaitu dari sistem nilai tukar tetap (fixed exchange rate) menjadi sistem nilai tukar mengambang terkendali (manage floating exchange rate). Sistem nilai tukar ini benar – benar di implementasikan semenjak tahun 1992 hingga 1997. Dengan sistem nilai tukar mengambang terkendali ini mata uang rupiah lebih terlihat stabil. Namun krisis ekonomi yang melanda Indonesia tahun 1997 – 1998 memaksa Indonesia melepas sistem nilai tukar mengambang terkendali (manage floating) menjadi sistem nilai tukar bebas (free floating/flexible exchange rate). Hal ini membuat rupiah terdepresiasi jauh bila dibandingkan sebelum krisis. Setelah krisis dengan transmisi nilai tukar yang diterapkan pemerintah Indonesia terlihat rupiah lebih fluktuatif, tentunya akan mempengaruhi stabilitas makroekonomi Indonesia. 17 Sebagaimana yang telah disebutkan diatas bahwa Indonesia menganut system nilai tukar mengambang terkendali semenjak tahun 1992 dan berakhir pada saat krisis tersebut, setelah krisis hingga saat ini Indonesia menganut system nilai tukar mngambang bebas. Perubahan fundamental yang terjadi dalam perekonomian Indonesia pada preode ini tentunya akan berpengaruh terhadap inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Maka mengenai hubungan inflasi dan pertumbuhan ekonomi menjadi hal menarik untuk dikaji lebih dalam pada kasus Indonesia pada periode ini. Penelitian Ahmed dan Mortaza (2005) yang berjudul Inflation and Economic Growth in Bangladesh tujuan penelitianya yaitu yang pertama; untuk mengkaji bagaimana dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan menggunakan metode Error Corection Model (ECM) dan yang kedua untuk mengetahui titik ambang inflasi (thereshold level) yang merupakan suatu titik belok inflasi akan berpengaruh positif atau negatif terhadap pertumbuhan ekonomi yang dikenal juga dengan Threshold Effect dalam hal ini mengikuti model yang dikemukakan Khan and Senhadji (2001). Termotivasi dari hal tersebut diatas penulis tertarik untuk menganalis hal yang sama pada kasus negara Indonesia yaitu mengenai dampak inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia baik jangka pendek maupun jangka panjang dan juga mengenai Threshold Effect inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Maka dalam penelitian ini penulis mengakat sebuah judul “ Analisis Dampak Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia”.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > HB Economic Theory
Divisions: Fakultas Ekonomi
Depositing User: Ms Lyse Nofriadi
Date Deposited: 27 Jan 2016 08:11
Last Modified: 27 Jan 2016 08:11
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/139

Actions (login required)

View Item View Item