HUBUNGAN TRANSFORMING GROWTH FACTOR-β DENGAN ERITEMA NODOSUM LEPROSUM BERULANG BERDASARKAN IMMUNOGLOBULIN-M ANTI PHENOLIC-GLYCOLIPID-1 DAN KORTISOL

M., SYAFEI HAMZAH (2016) HUBUNGAN TRANSFORMING GROWTH FACTOR-β DENGAN ERITEMA NODOSUM LEPROSUM BERULANG BERDASARKAN IMMUNOGLOBULIN-M ANTI PHENOLIC-GLYCOLIPID-1 DAN KORTISOL. Doctoral thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK.pdf - Published Version

Download (117kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab I)
BAB I.pdf - Published Version

Download (139kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab VII)
BAB VII.pdf - Published Version

Download (82kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (110kB) | Preview
[img] Text (DISERTASI FULL)
DISERTASI FULL.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Eritema Nodosum Leprosum (ENL) berulang adalah suatu komplikasi imunologi kusta yang serius, menyebabkan peradangan pada kulit, saraf dan organ lain.Penyebab dan faktor risiko ENL merupakan komplikasi reaksi kekebalan pada kusta. Hal ini sebagian disebabkan oleh deposisi antigen M.lepraedan antibodi komplek.ENL dapat menyebabkan kecacatan dan disabilitas sehingga kualitas hidup penderita menurun.Penelitian ini adalah untuk menelaah apakah ada hubungan TGF-β dengan ENLberulang berdasarkan IgM anti PGL-1 dan Kortisol pada penderita kusta di RS dr. Abdul Moeloek Lampung dan RSKusta Dr. Rivai Abdullah Palembang. Desain penelitian ini adalah cross sectional comparative study . Penelitian ini memeriksa kadar serum subjek TGF-β, IgM anti PGL-1 dan Kortisol dengan metode ELISA. Hasil penelitian 44 objek penderita kusta tipe MB yang terdiri dari 22 subjek dengan reaksi ENL berulang (16 laki-laki, 6 perempuan dengan rerata umur 34,9 tahun), didapatkan kadar rerata TGF-β sebesar 62,6 ± 30,4 pg/ml, IgM anti PGL-1 2029 ± 1687 μ/ml dan Kortisol 6,61 ± 1,99 μg/dl, sedangkan pada kontrol 22 subjek yang tidak berulang (15 laki-laki, 7 perempuan dengan rerata umur 47 tahun) didapatkan kadar rerata TGF-β sebesar 47,2 ± 23 pg/ml, IgM anti PGL-1 629 ± 1043 μ/ml, dan Kortisol 5,07 ± 2,01 μg/dl. Uji statistik t-independen pengaruh kelompok penderita kusta MB dengan reaksi ENL berulang dan tidak berulang terhadap TGF-β, IgM anti PGL-1 dan Kortisol masing-masing didapatkan nilai p = 0.015, 0,001 dan 0,035 (p < 0,05). Artinya secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna kadar serum TGF-β, antibodi IgM anti PGL-1, dan Kortisol antara penderita kusta dengan reaksi ENL berulang dan tidak berulang. Hasil uji Logistic Binarydidapatkan nilai p TGF-β = 0,025, IgM anti PGL-1 = 0,016dan Kortisol = 0,771. Artinya IgM anti PGL-1 terbukti signifikan secara statitistik sebagai variabel antara TGF-β pada kejadian reaksi ENL berulang, sedangkan Kortisol dengan nilai p > 0,05, tidak terbukti sebagai variabel antara TGF-β pada kejadian reaksi ENL berulang. Kesimpulan penelitian ini secara statistik terdapat perbedaan bermakna kadar TGF-β , antibodi IgM anti PGL-1 dan Kortisol pada penderita kusta dengan reaksi ENL berulang dibandingkan dengan tidakberulang. Juga ada hubungan TGF-β dengan ENL berulang berdasarkan antibodi IgM anti PGL-1.Peningkatan kadar TGF-β dan kadar antibodi IgM anti PGL-1 pada penderita kusta tipe MB dapat sebagai tanda timbulnya reaksi berulang.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: R Medicine > RZ Other systems of medicine
Divisions: Pascasarjana (Disertasi)
Depositing User: s3 Biomedik kedokteran
Date Deposited: 29 Jul 2016 02:50
Last Modified: 29 Jul 2016 02:50
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/13149

Actions (login required)

View Item View Item