NORA, AMALIA (2015) RESPON BRONKODILATOR TERHADAP PASIEN BEKAS TB PARU YANG MEMPUNYAI KOMPONEN OBSTRUKTIF. Masters thesis, KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS.
Text (Skripsi Full Text)
201509301108th_tesis pustaka.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) |
Abstract
Latar Belakang: Pasien bekas TB banyak yang mengalami keluhan berupa batuk kronis dengan sputum yang banyak, sesak nafas serta adanya whezing. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kelainan fungsi paru pada bekas TB dapat berupa obstruktif, restriksi atau campuran. Pemberian bronkodilator diharapkan dapat membantu mengurangi sesak napas yang dialami oleh pasien bekas TB Paru dengan kelainan fungsi paru yang mempunyai komponen obstruktif. Metode: Penelitian cross sectional study dengan subjek pasien bekas TB paru yang berobat di RSUP Dr. M. Djamil padang dan RS Khusus Paru Lubuk Alung Padang Pariaman sejak Oktober 2014 sampai April 2015. Subjek yang mempunyai kelainan fungsi paru dengan komponen obstruksi dilakukan tes bronkodilator untuk melihat respon terhadap bronkodilator. Hasil: Dari 80 subjek penelitian, 73,5% berjenis kelamin laki-laki, dengan usia rata-rata 50,08±7,49. Dari pemeriksaan fungsi paru didapatkan kelainan yang terbanyak adalah kelainan campuran (72,5%), dengan derajat keparahan obstruksi yang terbanyak adalah derajat sedang (61,25%). Tidak ada satupun dari subjek yang mempunyai respon terhadap bronkodilator (lebih dari 200 ml dan lebih dari 12 persen), tapi semua subjek mempunyai peningkatan nilai VEP1. Peningkatan rata-rata nilai mutlak VEP1 adalah 105,62 ± 57,62 ml, dengan nilai peningkatan VEP1 terendah 10 ml dan tertinggi 190 ml. Nilai rata-rata persentase peningkatan VEP1 adalah 10.07 ± 6,23 persen, dengan nilai terendah 1% dan tertinggi 26 %. Secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna peningkatan nilai VEP1 post bronkodilator dengan kelainan fungsi paru dan keparahan derajat obstruksi (p<0,05). Kesimpulan: Pasien bekas TB yang mempunyai komponen obstruksi tidak ada yang mempunyai respon terhadap bronkodilator, tetapi hanya terjadi peningkatan nilai VEP1. Peningkatan nilai mutlak dan persentase VEP1 setelah bronkodilator dipengaruhi oleh kelainan fungsi paru dan derajat keparahan obstruksi
Item Type: | Thesis (Masters) |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | Mr Dian Niko Putra |
Date Deposited: | 27 Jul 2016 02:30 |
Last Modified: | 27 Jul 2016 02:30 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/12831 |
Actions (login required)
View Item |