PENGARUH KONSELING OBAT TERHADAP PENGETAHUAN, KEPATUHAN DAN KUALITAS HIDUP PASIEN PENYAKIT CONGESTIVE HEARTFAILURE DI IRNA JANTUNG RSUP DR. M. DJAMIL PADANG

ELFIA, NESWITA (2015) PENGARUH KONSELING OBAT TERHADAP PENGETAHUAN, KEPATUHAN DAN KUALITAS HIDUP PASIEN PENYAKIT CONGESTIVE HEARTFAILURE DI IRNA JANTUNG RSUP DR. M. DJAMIL PADANG. Masters thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.

[img] Text (Skripsi Full Text)
201507131131th_tesis all.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Di negara-negara maju dan berkembang, kematian yang diakibatkan oleh penyakit jantung menduduki ranking pertama setiap dan sepanjang tahun (Marcum, 2008). Sedangkan di Indonesia, penyakit jantung telah meningkat dan menjadi peringkat pertama sebagai penyebab utama kematian di Indonesia pada tahun 2000 dengan prevalensi pada orang di atas 15 tahun adalah 9,2% (Delima et al., 2009) dan di dunia adalah 35-65%, melebihi angka kematian akibat infeksi dan kekurangan gizi (Gersh et al., 2011). Menurut Adrianto (2008), bahwa angka kematian karena Congestive Heart Failure yaitu sebesar 20-50% pasien, dan angka rawat ulang dengan frekuensi 1 kali atau lebih selama 12 bulan sebesar 45%. Tingginya mortalitas, morbaditas dan biaya pada pasien jantung di rumah sakit rawat inap setiap tahun tidak kurang dari 8% (Panella et al., 2008). Selain itu, pasien yang dirawat inap sering mengalami permasalahan tidak konsistennya perawatan, banyaknya perubahan pada rejimen pengobatan, rendahnya pendidikan pasien (Schnipper et al., 2006) sehingga berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pengobatan. Hal tersebut menyebabkan ketidakpatuhan pasien dalam terapi obat (Rantucci, 2007). Sebagaimana pada semua kasus penyakit kronik, ketidakpatuhan terapi pada pasien Congestive Heart Failure berpengaruh terhadap kegagalan terapi, penurunan kualitas hidup, dan peningkatan biaya pengobatan pasien. Ketidakpatuhan pasien dalam 150 menjalankan terapi menjadi masalah serius yang dihadapi tenaga kesehatan profesional. Selain itu, ketidakpatuhan terapi dapat meningkatkan perkembangan penyakit, memperburuk kondisi pasien, dan meningkatkan risiko komplikasi. Salah satu upaya untuk meningkatkan kepatuhan terapi pasien terhadap terapi adalah dengan melakukan konseling pasien. Dengan adanya konseling, dapat mengubah pengetahuan dan kepatuhan terapi pasien. Farmasis sebagai bagian dari pelayanan kesehatan, terutama dalam pelayanan kefarmasian (pharmaceutical care) harus berinteraksi dengan pasien dan tenaga kesehatan lainnya dengan komunikasi yang efektif untuk memberikan pengertian ataupun pengetahuan tentang obat dan penyakit. Pengetahuan yang dimilikinya diharapkan dapat menjadi titik tolak perubahan perilaku dan gaya hidup pasien yang pada akhirnya akan merubah perilakunya serta dapat meningkatkan kepatuhan terapi pasien terhadap terapi yang dijalaninya. Konseling obat yang diberikan kepada pasien merupakan tanggung jawab farmasis karena penatalaksanaan terapi pasien membutuhkan keterlibatan farmasis dalam upaya pencapaian tujuan terapi yang optimal. Konseling obat bertujuan untuk menciptakan hubungan farmasis dengan pasien dalam membangun kepercayaan; mendorong pasien mengidentifikasi beberapa masalah terapi, seperti mencegah dan meminimalkan masalah yang berkaitan dengan efek samping dan ketidakpatuhan; mengembangkan pengetahuan pasien untuk mengikuti dan memahami penggunaan obat secara benar; serta adaptasi pasien dalam 151 mengatasi masalah yang terjadi. Untuk mengatasi berbagai permasalahan yang sering timbul tersebut, perlu dilakukan pemantauan yang saksama, terutama terhadap kepatuhan terapi pasien dalam menjalankan terapi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konseling obat terhadap pengetahuan dan kepatuhan pasien Congestive Heart Failure di Rawat Inap Jantung RSUP DR. M. Djamil Padang. Hal ini dinilai dari aspek pengetahuan pasien mengenai terapi, perilaku terapi pasien, dan kualitas hidup pasien yang dinilai melalui Minnesota Living with Heart Failure Quettionnaire (MLHFQ). Penelitian ini dilakukan secara prospektif dengan konsep one group pretest-posttest design terhadap 50 orang pasien Congestive Heart Failure di Rawat Inap Jantung RSUP DR. M. Djamil Padang dengan kriteria inklusi dan eksklusi selama bulan April–Desember 2014. Pasien yang diteliti diberikan pretest aspek pengetahuan, perilaku, dan MLHFQ dengan metode wawancara dan menggunakan lembar kuesioner, kemudian pasien diberi konseling obat. Sepuluh hari kemudian, pasien diwawancarai kembali dan diberikan posttest. Selain itu, pill count atau penghitungan jumlah sisa obat dilakukan untuk menilai kepatuhan terapi pasien. Data yang diperoleh kemudian dikumpulkan dan dianalisis secara statistik.Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya pengaruh positif yang signifikan antara konseling obat terhadap pengetahuan pasien tentang penyakit dan terapi obat Congestive Heart Failure. Konseling obat memberikan kontribusi terhadap peningkatan pengetahuan pasien sebesar 98,6%. Konseling juga memberikan pengaruh positif terhadap kepatuhan terapi obat pasien Congestive Heart Failur sebesar 88,4%. Selain itu, konseling obat juga memberikan pengaruh positif yang signifikan pada konseling obat terhadap kualitas hidup pasien yang dinilai melalui MLHFQ sebesar 94%. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa konseling dapat meningkatkan pengetahuan dan perilaku pasien yang akan berpengaruh terhadap kepatuhan pasien dalam menjalankan terapi, yang pada akhirnya dapat memperlambat progresivitas Congestive Heart Failure dan meningkatkan kualitas hidup pasien

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: R Medicine > RS Pharmacy and materia medica
Divisions: Pascasarjana (Tesis)
Depositing User: Mr Dian Niko Putra
Date Deposited: 26 Jul 2016 01:36
Last Modified: 26 Jul 2016 01:36
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/12586

Actions (login required)

View Item View Item