DIVERSITAS DAN PERGERAKAN SERTA STRATIFIKASI VERTIKAL KUPU-KUPU NYMPHALIDAE PEMAKAN BUAH DI HUTAN BARUZO DAN HUTAN ONOLARI PULAU NIAS

Hardikupatu, Gulo (2015) DIVERSITAS DAN PERGERAKAN SERTA STRATIFIKASI VERTIKAL KUPU-KUPU NYMPHALIDAE PEMAKAN BUAH DI HUTAN BARUZO DAN HUTAN ONOLARI PULAU NIAS. Masters thesis, UPT. Perpustakaan.

[img] Text
201510291127th_hardikupatu gulo.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (594kB)

Abstract

Kupu-kupu merupakan salah satu jenis serangga dari filum Arthropoda, devisio Endopterygota, kelas Insecta dan ordo Lepidoptera. Kupu-kupu memiliki jumlah yang paling banyak diantara ordo lainnya yang penyebarannya tersebar dari dataran rendah sampai dataran tinggi dengan ketinggian 1500-1800 m di atas permukaan laut (Kunte, 2006). Kupu-kupu mempunyai kebutuhan ekologis yang berbeda-beda tergantung tingkatan siklus hidupnya. Odum (1976) menyatakan bahwa kupu-kupu menyukai tempa-tempat terbuka yang bersih dan sejuk dan tidak terkena polusi dari insektisida, asap, bau yang tidak sedap, dan lain-lain. Kupu-kupu juga sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan yang dapat dilihat dari perubahan komposisi. Kremen (1992) menyatakan bahwa kupu-kupu sangat sensitif dengan kerusakan habitat. Oleh karena itulah, kupu-kupu sangat pontesial digunakan sebagai indikator kualitas hutan (Brown, 1997). Diversitas kupu-kupu Nymphalidae mencakup sekitar 7200 spesies, terdapat di semua habitat dan benua kecuali Antartika (De Vries, 1987). Kupu-kupu Nymphalidae adalah salah satu dari serangga yang menarik yang terdapat diberbagai habitat, keindahan dan diversitas mengispirasi kehidupan para ilmuan dan penggemar (Wahlberg et al., 2009). Kupu-kupu dikelompokan kedalam tiga ”guild” berdasarkan makannya (feeding-gulid) yaitu pemakan nektar (nectar-feeder), pemakan buah (fruitfeeder) dan pemakan macam-macam (omni-feeder) (Kunte, 2006). Kupu-kupu dewasa dalam famili Nymphalidae yang tertarik untuk memakan buah-buahan yang busuk digolongkan sebagai Nymphalidae pemakan buah (fruit-feeding) (De Vries et al., 1997). Penelitian tentang stratifikasi vertikal kupu-kupu telah menunjukkan adanya perbedaan komposisi spesies yang khas di kanopi dibandingkan dengan tumbuhan 21 permukaan tanah, karena perbedaan cahaya dalam kanopi berbeda dengan di permukaan tanah (De Vries et al., 1997; De Vries and Walla, 1999). Faktor yang mempengaruhi adanya pergerakan stratifikasi dipengaruhi oleh adanya ketersediaan makanan (Fermon et al., 2003). Pergerakan stratifikasi vertikal lebih dominan pada jebakan understorey dibandingkan pada kanopi. Beberapa individu yang ditangkap kembali bergerak diantara jebakan pada ketinggian berbeda, tetapi jumlah terbesar adalah individu yang bergerak diantara jebaka-jebakan rendah dan menengah (Tangah et al., 2004). Perubahan keanekaragaman dan kepadatan populasinya bisa dijadikan sebagai salah satu indikator kualitas lingkungan. Struktur vegetasi dan komposisi adalah faktor penting yang mempengaruhi kumpulan kupu-kupu (Pardonnet et al., 2013). Jarak pergerakan diukur dari titik pusat pada kuadrat dimana kupu-kupu yang ditangkap dan tempat dimana tertangkap ulang. Kupu-kupu dewasa yang tertangkap ulang pada kuadrat yang sama dianggap statis. Kupu-kupu di hutan ada yang suka terbang di understorey dan juga di kanopi, hal ini berhubungan erat dengan distribusi tanaman inang serta makanan. Sebagaimana dibahas sebelumnya, metode jebakan yang diperkirakan jumlah spesies dimana kupu-kupu dewasa biasa dijebak, bukan hanya pada distribusi tanaman inang, daerah perkawinan, atau komponen sejarah kehidupan lainnya (DeVries et.al, 1997). Penelitian tentang stratifikasi vertikal kupu-kupu di hutan telah dilakukan di beberapa daerah tropika, diantaranya di Asia (Schulze, Linsenmair and Fiedler, 2001; Fermon, Waltert, Vena-Wright and Muhlenberg, 2005). Penelitian tentang pergerakan serta stratifikasi vertika kupu-kupu pemakan buah (fruit-feeding butterflies) telah dilakukan pada beberapa lokasi di Indonesia seperti di Sulawesi (Fermon et al., 2005), di hutan Kalimantan (Beck et al., 2000), di Borneo Tangah et al., (2004); Christharina and Abang (2014), di hutan Pendidikan dan Penelitian Biologi (HPPB) Universitas Andalas Padang didapatkan kupu-kupu Nymphalidae pemakan buah sebanyak 36 spesies, sedangkan di hutan Aie Sirah, kupu22 kupu Nymphalidae pemakan buah didapat lebih sedikit dari HPPB yaitu 22 spesies (Salmah dan Abbas, 2006), di hutan Cagar Alam Rimbo Panti Kabupaten Pasaman dengan dua lokasi yaitu hutan kanopi tertutup dengan lokasi Gap, didapatkan di lokasi kanopi tertutup 37 spesies, sedangkan pada lokasi gap didapatkan 28 spesies (Sitompul, 2008). Selanjutnya penelitian dilakukan di Siberut Pulau Mentawai tercatat total kupukupu Nymphalidae pemakan buah yang ditemukan di Siberut Pulau Mentawai tercatat 20 spesies (Luk et al., 2011). Pulau Nias yang merupakan salah satu wilayah Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara yang kondisi alam daratan Pulau Nias sebagian besar berbukit-bukit dan terjal serta pegunungan dengan tinggi di atas laut bervariasi antara 0 - 800 m, yang terdiri dari dataran rendah hingga bergelombang sebanyak 24% dari tanah bergelombang hingga berbukit-bukit 28,8% dan dari berbukit hingga pegunungan 51,2% dari seluruh luas daratan, Luas Pulau Nias ± 5449,70 km2 (Zebua, S. 2005). Informasi tentang keanekaragaman dan pergerakan serta stratifikasi vertikal kupu-kupu Nymphalidae pemakan buah (fruit-feeding butterflies) di Pulauan Nias belum ada, sehingga perlu dilakukan penelitian di lokasi ini, karena diperkirakan adanya kemungkinan untuk mendapatkan banyak spesies yang ditemukan.

Item Type: Thesis (Masters)
Subjects: Q Science > Q Science (General)
Q Science > QL Zoology
Divisions: Pascasarjana Tesis
Depositing User: Ms Randa Erdianti
Date Deposited: 10 Feb 2016 02:48
Last Modified: 10 Feb 2016 02:48
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/1242

Actions (login required)

View Item View Item