MODEL PENINGKATAN KOMPETENSI PEER EDUCATOR HIV/AIDS DALAM MENJANGKAU KELOMPOK BERISIKO

SRI, HANDAYANI (2022) MODEL PENINGKATAN KOMPETENSI PEER EDUCATOR HIV/AIDS DALAM MENJANGKAU KELOMPOK BERISIKO. Doctoral thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.

	Text (Cover dan Abstrak) COVER dan abstrakOK.pdf - Published Version Download (190kB)
	Text (Bab 1) BAB 1 (6).pdf - Published Version Download (442kB)
	Text (Kesimpulan dan Saran) BAB 7 PENUTUP (4).pdf - Published Version Download (190kB)
	Text (Daftar Pustaka) DAFTAR PUSTAKA (6).pdf - Published Version Download (634kB)
	Text (Full Text) Disertasi Lengkap SH.pdf - Published Version Restricted to Registered users only Download (6MB)

Abstract

Latar Belakang : Peer educator memiliki kemampuan yang masih rendah dalam menjangkau kelompok berisiko. Berdasarkan pelaporan PKBI pada tahun 2020 (Januari – Maret 2020) capaian peer educator dalam menjangkau kelompok berisiko hanya 47,6% dari taget yang ditetapkan. Sementara lembaga Akbar capaiannya hanya 76% dari target dalam bulan januari sampai juli 2020, dimana target penjangkauan sebesar 120 orang. Tujuan penelitian ini yaitu diketahuinya dimensi pembentuk peer educator HIV/AIDS, perumusan model dan diketahui efektifitas model dalam menjangkau kelompok berisiko. Metode : Penelitian ini menggunakan metode model triangulasi konkuren (Concurrent Triangulation). Kombinasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan data kuantitatif dan kualitatif dalam satu waktu, kemudian hasilnya diinterpretasi bersama-sama. Dengan pendekatan ADDIE yaitu analysis (penelitian kuantitatif), design (penelitian kualitatif), development (diskusi dengan para pakar dan validasi dari para ahli bahasa, materi dan modul), dilakukan implementasi selama 4 hari dan diakhiri dengan evaluasi. Populasi dalam penelitian ini adalah peer educator HIV/AIDS dengan jumlah sampel pada tahap satu 43 orang peer educator, pada tahap dua informant yang digunakan berjumlah 16 orang (2 orang psikologi, 2 orang direktur LSM, 2 orang koordinator lapangan, 3 orang peer educator, dan 7 orang pekerja seks) sedangkan sampel pada penelitian tahap tiga sebesar 42 orang. Variable penelitian merupakan pengetahuan, sikap dan komunikasi interpersonal. Analisis dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Analisis statistik dilakukan secara komputerisasi menggunakan SPSS dengan uji paired t-test dan independent t-test. Hasil : Hasil penelitian analisis menunjukkan terhadap hubungan antara dimensi pengetahuan (p-value = 0,001), dimensi sikap (p-value=0,013) dan komunikasi interpersonal (p-value=0,000) terhadap kompetensi peer educator HIV/AIDS dengan dimensi yang paling berpengaruh menurut hasil bivariat adalah dimensi komunikasi interpersonal. Hasil indepth interview pada dimensi pengetahuan didapatkan informasi kebutuhan PE akan materi HIV/AIDS, IMS, VCT dan komunikasi interpersonal dengan metoda ceramah, FGD dan studi kasus, pada dimensi sikap diperoleh informasi kebutuhan PE akan konsep diri dengan metoda telaah kasus serta pada dimensi komunikasi interpersonal diperoleh informasi keebutuhan PE akan materi komunikasi interpersonal dengan metoda roleplay. Hasil implementasi dan evaluasi menunjukkan model peningkatan kompetensi peer educator HIV/AIDS dalam menjangkau kelompok berisiko efektif dalam peningkatan kompentensi peer educator HIV/AIDS (p-value = 0,000) serta terdapat perbedaan signifikan antara kelompok intervensi dan kontrol (p–value = 0,006). Kesimpulan : Model peningkatan kompetensi peer educator HIV/AIDS dalam menjangkau kelompok berisiko efektif dalam peningkatan kompentensi peer educator HIV/AIDS. Terdapat perbedaan signifikan antara kelompok intervensi dan kontrol. Saran : Diharapkan modul sebagai produk dari model ini dapat dimanfaatkan oleh Lembaga pengendalian HIV/AIDS dalam peningkatan kompetensi PE sehingga PE mampu meningkatkan penjangkauan.

Actions (login required)

View Item