DINAMIKA TRADISI TAREKAT SYATHARIYAH DI NAGARI SINTUAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN 1967-2014

Winda, Winarti (2016) DINAMIKA TRADISI TAREKAT SYATHARIYAH DI NAGARI SINTUAK KABUPATEN PADANG PARIAMAN TAHUN 1967-2014. Diploma thesis, Uiversitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Abstrak)
ABSTRAK (1).pdf - Published Version

Download (193kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
BAB-I-ISI (1).pdf - Published Version

Download (366kB) | Preview
[img] Text (BAB V)
BAB_V.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only until 22 July 2018.

Download (43kB)
[img]
Preview
Text (daftar pustaka)
DAFTAR_PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (55kB) | Preview
[img] Text (Skripsi Full Text)
skripsi WM ok.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (6MB)

Abstract

Nagari Sintuak adalah Salah satu nagari di Kabupaten Padang Pariaman yang masyarakatnya menganut ajaran tarekat Syathariyah. Nagari Sintuak merupakan nagari yang terletak di Kecamatan Sintuak Toboh Gadang. Surau tarekat di Sintuak sudah banyak berubah fungsi karena dipengaruhi oleh masuknya ajaran Muhammadiyah pada tahun 1967 serta pengaruh dari perkembangan ilmu pengetahuan dan globalisasi. Hal ini membuat berkurangnya penganut ajaran tarekat Syathariyah. pada nagari Sintuak telah ada dua jenis masjid, Yakni masjid Nagari dan masjid Muhammadiyah, Adanya ajaran Muhammadiyah di nagari Sintuak, menjadikan surau sebagai sarana pengembangan ajaran tarekat Syathariyah menjadi tidak diminati lagi oleh generasi muda. Masjid raya nagari Sintuak merupakan masjid yang menjadi pusat acuan kegiatan keagamaan dalam memperingati hari besar keagamaan berdasarkan tradisi. Masjid raya ini penentu kegiatan-kegiatan keagamaan, berdasarkan kesepatakan seluruh unsur pemuka agama nagari Sintuak, yang terdiri dari Imam nagari, Khatib nagari, Tuanku Ampu Syarak nagari, Labai, Wali nagari, cadiak pandai, dan pemuda. Tradisi dan adat istiadat yang ada di Sintuak merupakan akar dari ajaran agama berdasarkan pepatah adat “adaik mamakai Syarak mangato” artinya segala sesuatu yang dilaksanakan secara adat materinya berasal dari ajaran agama. Tradisi keagamaan masyarakat penganut tarekat Syathariyah di Sintuak masih menggunakan tahun hijriah, dalam memberikan nama bulan hijriah masyarakat Sintuak menggunakan bahasa minang yaitu, Muharram atau yang disebut bulan Tabuik, Shafar atau yang disebut dengan Sapa, Rabiul awal atau muluik, Rabiul akhir atau adiak muluik, Jumadil awal atau adiak muluik kaduo, Jumadil akhir atau bulan carai, Rajab atau bulan sambareh, Sya’ban atau bulan lamang, Ramadhan atau bulan puaso, Syawal atau bulan rayo, Dzulqa’dah atau bulan adiak rayo, dan Dzulhijah atau bulan haji. Surau sebagai pusat keagamaan, mengajarkan beberapa disiplin ilmu Islam, dan praktik tarekat Syathariyah sehingga surau tidak hanya sebagai pusat pendidikan Islam tetapi juga sebagai pusat tarekat. Sistem pendidikan surau di Sintuak tidak terdapat tingkatan atau kelas. Metode utama yang di pakai dalam proses belajar mengajar adalah ceramah, pembacaan dan penghapalan yang pada dasarnya berpusat pada halaqah. Sistem tradisional surau di nagari Sintuak yang diabaikan oleh pemerintah dan masyarakat, lambat laun surau kehilangan peminat dan penghuninya. upaya mempertahankan eksistensi surau dengan melakukan beberapa kegiatan sebagai berikut: Surau terus menerus melaksanakan wirid mingguan disetiap surau yang ada di korong-korong, Surau difungsikan sebagai tempat belajar mengaji bagi anak-anak usia sekolah yang dibimbing oleh seorang guru. Surau korong yang kembali diaktifkan oleh masyarakat yakni Surau Tembok dengan mendatangkan seorang guru mengaji atau seorang Tuanku tamatan Pesantren salafiah Jamiatul Mukminin di Sintuak.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: D History General and Old World > D History (General) > D204 Modern History
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya
Depositing User: s1 ilmu sejarah
Date Deposited: 25 Jul 2016 04:33
Last Modified: 25 Jul 2016 04:33
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/12276

Actions (login required)

View Item View Item