PELAKSANAAN KAWIN BAJAPUIK DAN UANG HILANG DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Ramhat Putra Syahyu, Razak (2022) PELAKSANAAN KAWIN BAJAPUIK DAN UANG HILANG DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan Abstrak.pdf - Published Version

Download (225kB)
[img] Text (Bab I Pendahuluan)
Bab I.pdf - Published Version

Download (397kB)
[img] Text (Bab IV Penutup)
Bab IV.pdf - Published Version

Download (269kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (205kB)
[img] Text (Tesis Full Text)
Tesis Full.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Perkawinan merupakan peristiwa dalam kehidupan setiap manusia, menurut ketentuan Pasal 1 Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2019 Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan menyatakan bahwa “Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa”. Pada daerah Sumatera Barat yakninya di Kabupaten Padang Pariaman terdapat suatu keunikan pada sistem perkawinannya, yakni Perkawinan adat “bajapuik” dan “uang hilang”. Biasanya didalam suatu prosesi perkawinan, pihak pria yang melakukan lamaran kepada keluarga pihak wanita, tetapi dalam sistem adat perkawinan Pariaman malah sebaliknya. Pada prosesi perkawinan adat di Padang Pariaman proses lamaran dilakukan oleh pihak keluarga wanita, pihak keluarga laki laki hanya menunggu ke datangan pihak keluarga perempuan. Prosesi inilah yang terjadi pada perkawinan adat bajapuik di Kabupaten Padang Pariaman yang mana “Bajapuik” artinya “menjemput” yaitu menjemput calon pengantin pria dengan sejumlah uang. Dalam penelitian ini penulis mengambil rumusan masalah 1) Bagaimana tata cara kawin bajapuik dan uang hilang serta kenapa tradisi uang hilang masih dilaksanakan, 2) Bagaiamana pelaksanaan perkawinan bajapuik dan apa akibat hukumnya jika tidak dilaksanakan dan, 3) Apa kendala uang jemputan dan solusi penyelesaiannya pada perkawinan bajapuik dan uang hilang di Padang Pariaman. Adapun metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan yuridis sosiologis yang bersifat deskriptif analitis, yaitu meneliti kenyataan hukum perkawinan yang berlaku di masyarakat. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Penelitian ini dilakukan pada 4 kenegarian berbeda, berdasarkan hasil penelitian penulis, pada daerah yang sudah di teliti yakni Kenegarian Lubuk Pandan dan Pakandangan pelaksanaan uang jemputan tersebut di kembalikan lagi kepada pihak perempuan, dan bahkan jumlahnya bisa lebih dari uang jemputan. Pada Kenegarian Lubuk Alung dan Pauh Kambar, istilah uang jemputan tersebut tetap digunakan, namun pada kenyataannya terselip uang hilang, yang berarti Uang Hilang masih diterapkan pada beberapa daerah yang ada di Kabupaten Padang Pariaman. Akibat hukumnya apabila tidak dilaksanakan kesepakatan yang telah dibuat oleh niniak mamak, maka pihak yang melanggar akan malipek tando. Kendala uang jemputan apabila dilakukan secara murni tidaklah terlalu bermasalah, karena nilai uang jemputan akan kembali lagi kepada pihak pengantin wanita, sehingga berapapun besarnya uang jemputan akan dapat dilaksanakan oleh pihak wanita. Kata Kunci : Perkawinan Adat, Tradisi Adat Bajapuik dan Uang Hilang.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: K Law > K Law (General)
Divisions: Pascasarjana (S2)
Depositing User: s2 ilmu hukum
Date Deposited: 06 Jan 2023 02:39
Last Modified: 06 Jan 2023 02:39
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/121698

Actions (login required)

View Item View Item