Amelia, Putri (2016) PERBANDINGAN BERBAGAI JENIS PELARUT UNTUK EKSTRAKSI DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amaryllifolius, Roxb) TERHADAP KUALITAS HAIR TONIC YANG DIHASILKAN. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (ABSTRAK)
ABSTRAK WM.pdf Download (144kB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
BAB 1.pdf - Published Version Download (313kB) | Preview |
|
|
Text (BAB V)
BAB 5.pdf - Published Version Download (112kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAPUS UPLOAD.pdf - Published Version Download (339kB) | Preview |
|
Text (SKRIPSI FULL TEXT)
FULL SKRIPSI UPLOAD.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (4MB) |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik mutu hair tonic dari berbagai pelarut yang digunakan untuk ekstraksi daun pandan wangi (Pandanus amaryllifolius, Roxb) dan mencari produk terbaik. Penelitian dilakukan di Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Universitas Andalas pada bulan November 2015 sampai Februari 2016. Penelitian dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu penyediaan bahan baku daun pandan wangi, penyiapan bahan komposisi hair tonic dan proses pengujian produk. Rancangan penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah rancangan eksploratif dengan tiga kali ulangan dan menggunakan 5 jenis perlakuan yaitu perbedaan formula A : pelarut air, formula B : etanol 96%, formula C : etil asetat, formula D : air dan etanol, kemudian formula E : etanol dan etil asetat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa formula hair tonic terbaik adalah produk dengan pelarut etanol. Formula ini tidak mengakibatkan iritasi, menghambat petumbuhan kapang Candida albicans penyebab ketombe dan Staphylococcus aureus bakteri patogen pada kulit kepala. Nilai analisa fisikokimia pada pelarut etanol yang dihasilkan yaitu pada bobot jenis rata-rata seberat 0,918 g/ml, viskositas rata-rata sebesar 0,200%, memiliki rata-rata pH sebesar 6,131% dan aktivitas antioksidan sebesar 32,504%. Untuk uji daya hambat pada kapang Candida albicans menghasilkan zona bening seluas 15,267 mm dan uji daya hambat bakteri Staphylococcus aureus memiliki zona bening seluas 15,033 mm. Kemudian menumbuhkan rambut hewan uji lebih panjang daripada rambut hewan kontrol.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Teknologi Pertanian > Teknologi Hasil Pertanian |
Depositing User: | s1 tekhasilpertanian fateta |
Date Deposited: | 21 Jul 2016 03:13 |
Last Modified: | 21 Jul 2016 03:13 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/12141 |
Actions (login required)
View Item |