EFEKTIVITAS DETEKSI KEBUNTINGAN DINI PADA KERBAU MENGGUNAKAN METODE PUNYAKOTI DI KECAMATAN BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

ilham, - (2022) EFEKTIVITAS DETEKSI KEBUNTINGAN DINI PADA KERBAU MENGGUNAKAN METODE PUNYAKOTI DI KECAMATAN BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN. Diploma thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.

[img] Text (cover dan abstrak)
1. cover dan abstrak.pdf - Published Version

Download (274kB)
[img] Text (pendahuluan)
2. PENDAHULUAN.pdf - Published Version

Download (286kB)
[img] Text (kesimpulan)
3. kesimpulan.pdf - Published Version

Download (269kB)
[img] Text (daftar pustaka)
4. DAFTAR PUSTAKA.docx.pdf - Published Version

Download (508kB)
[img] Text (skripsi full teks)
5. SKRIPSI.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk menentukan tingkat kebuntingan kerbau secara dini dengan akurasi dan sensitivitas terbaik 2. Untuk mengetahui efektivitas metode punyakoti untuk mendeteksi kebuntingan dini pada kerbau pasca IB. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari s/d Mei 2021. Materi yang digunakan yaitu 39 ekor kerbau betina telah di IB, BCS>3, rata-rata partus 2-3 kali, dengan umur kebuntingan ke-21, 42, dan 63 hari pasca IB dan dilakukan palpasi rektal hari ke-90 sebagai kontrol. Pada penelitian ini menggunakan 3 perlakuan dan 39 ulangan. Dimana perlakuan yang diberikan adalah dosis berbeda yakni 1:12, 1:14 dan 1:16 diujikan pada P1 (biji padi), P2 (biji Kacang hijau) dan P3 (biji jagung). Hasil penelitian ini adalah tingkat kebuntingan hari ke-21 jumlah ternak tingkat kebuntingan tertinggi adalah P1 dan P2 didapatkan hasil sama yaitu 3 ekor (7,69%), P3 (0%). Hari ke-42 jumlah ternak tingkat kebuntingan tertinggi P2 22 ekor (56,41%), P1 21 ekor (53,85%) dan P3 18 ekor (46,15%). Hari ke-63 jumlah ternak bunting adalah P1, P2 dan P3 yaitu 28 ekor (71,79%). Hasil tingkat akurasi tertinggi deteksi kebuntingan hari ke-21 adalah P1 dan P2 (10,71%) dan P3 (0%). Hari ke-42 tingkat akurasi tertinggi adalah P2 (78,57%), P1 (75,00%) dan P3 (64,28%). Pada hari ke-63 tingkat akurasi sama yaitu P1, P2 dan P3 (100%).Tingkat sensitivitas uji punyakoti dapat mendeteksi kebuntingan ternak kerbau pasca IB sudah memperoleh hasil yang baik pada hari ke-42 dengan jumlah ternak bunting tertinggi yaitu P2 22 ekor (56,41%), P1 21 ekor (53,85%) dan P3 18 ekor (46,15%). Untuk hasil yang lebih baik lagi dapat dilakukan pada hari ke-63 dengan tingkat sensitivitas sama pada P1, P2 dan P3 (71,79%). Dosis 1:12 menunjukan gejala kebuntingan lebih cepat dari dosis 1:14 dan 1:16. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan tingkat kebuntingan kerbau pasca IB yang tertinggi diperoleh pada biji kacang hijau dengan dosis terbaik 1:12, lalu diikuti biji padi dan terendah biji jagung dosis 1:16. Kata Kunci: Metode Punyakoti, Deteksi Kebuntingan Dini, Palpasi Rektal

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: Q Science > QK Botany
S Agriculture > SF Animal culture
Divisions: Fakultas Peternakan
Depositing User: S1 peternakan peternakan
Date Deposited: 19 Dec 2022 08:39
Last Modified: 19 Dec 2022 08:39
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/119238

Actions (login required)

View Item View Item