Syahru, Ramadhan (2022) KONVERSI HUTAN MENJADI KEBUN KELAPA SAWIT DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDEKS KUALITAS TANAH DI SUB DAS KAOS-JAMBI. Doctoral thesis, Universitas Andalas.
Text (Cover dan Abstrak)
1. Cover dan Abstrak.pdf - Published Version Download (440kB) |
|
Text (Bab I ( Pendahuluan))
2. BAB I (Pendahuluan).pdf - Published Version Download (462kB) |
|
Text (Bab Akhir ( Kesimpulan))
3. Bab Akhir (Kesimpulan).pdf - Published Version Download (284kB) |
|
Text (Daftar Pustaka)
4. Daftar Pustaka.pdf - Published Version Download (605kB) |
|
Text (Disertasi Full)
Disertasi Full.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (10MB) |
Abstract
ABSTRAK BERBAHASA INDONESIA Pengembangan komoditas kelapa sawit diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat dipedesaan. Salah satu upaya yang dilakukan oleh masyarakat di pedesaan adalah melakukan konversi hutan menjadi lahan perkebunan. Konversi hutan menyebabkan terjadinya penurunan kualitas tanah. Komposisi tutupan lahan dalam suatu DAS berpengaruh terhadap kualitas tanah dan air. Sub DAS Kaos merupakan bagian dari DAS Batanghari yang harus dipulihkan daya dukungnya karena sudah kritis bila dilihat dari aspek degradasi tanah dan air. Hal ini akibat dari konversi lahan yang tidak mempertimbangkan kaidah-kaidah konservasi tanah dan air serta pembukaan hutan secara liar. Semula penggunaan lahan di Sub DAS Kaos didominasi oleh hutan primer dan hutan sekunder, kemudian dikonversi menjadi kebun kelapa sawit. Kelapa sawit yang ditanami pada lahan dengan topografi berombak dan bergelombang bila tidak diiringi dengan teknik konservasi tanah dan air akan menyebabkan terjadinya erosi dan sedimentasi. Konversi hutan menjadi kebun kelapa sawit di Sub DAS Kaos berpengaruh terhadap kualitas tanah dan air serta berperan dalam menjaga ekosistem daerah aliran sungai (DAS). Penilaian kualitas tanah dan air dapat menjadi rujukan dalam menentukan pengelolaan hutan, kelapa sawit dan land clearing di Sub DAS Kaos. Untuk itu perlu dikaji luasan hutan yang terkonversi menjadi kebun kelepa sawit di Sub DAS Kaos. Kajian ini diperlukan untuk mengetahui sejauh mana dampak konversi hutan tersebut terhadap perubahan status unsur hara dan kualitas tanah pada catchment area Sub DAS Kaos-Jambi. Kajian konversi hutan menjadi kebun kelapa sawit di Sub DAS Kaos merupakan informasi baru pada daerah tersebut guna mempertahankan fungsi Sub DAS. Kualitas tanah dan air diharapkan mampu menjadi inovasi baru bidang konservasi tanah dan air dalam menunjang pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) terutama di Sub DAS Kaos. Konversi lahan yang terjadi di Sub DAS Kaos diprediksi akan menyebabkan penurunan kualitas tanah di Sub DAS Kaos. Indikator dalam penilaian kualitas tanah yaitu sifat fisika dan kimia tanah. Identifikasi Konversi Hutan Menjadi Kebun Kelapa Sawit di Sub DAS Kaos menggunakan data luas penggunaan lahan tahun 1995, 2005, 2015 dan 2018. Metode yang digunakan adalah metode Carnegie Landsat Analisis Sistem Lite (CLASlite). Selanjutnya dengan metode tersebut dilakukan analisis citra satelit landsat 5 dan landsat 8 yang dilakukan interpretasi data dan analisis data spasial (software GIS). Konversi hutan menjadi kebun kelapa sawit pada periode tahun 1995-2018 di Sub DAS Kaos sebesar 7.846 ha. Penelitian tahap 2 dilaksanakan di areal perkebunan kelapa sawit milik masyarakat Desa Bukit Baling, Kecamatan Sekernan, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi (Sub DAS Kaos, DAS Batanghari) dengan menggunakan metode survei untuk melihat areal hutan yang terkonversi menjadi kebun kelapa sawit. Kemudian dibuat plot penelitian pada penggunana lahan hutan, kelapa sawit dan land clearing. Setiap kejadian hujan dilakukan pengamatan dan pengambilan sampel air. Hasil penelitian menunjukkan nilai run off yang tertinggi pada land clearing sebesar 0,72 dm3/ha dan terendah pada hutan sebesar 0,14 dm3/ha. Hasil analisis air di Laboratorium menunjukkan bahwa dampak konversi hutan menjadi kebun kelapa sawit pada runoff dan air sungai berpengaruh nyata terhadap penurunan nilai pH H2O, kalsium dan peningkatan nilai total suspended solid (TSS). pH air sungai pada semua penggunaan lahan berada dibawah nilai baku mutu air nasional. Nilai TSS air sungai pada penggunaan lahan kelapa sawit umur 3 tahun, kelapa sawit umur 9 tahun dan land clearing melampaui nilai baku mutu air nasional. Berdasarkan hasil analisis tanah di lakukan perhitungan erosi dan uji statistik dengan analisis Stepwise Regression dan Principal Componen Analysis (PCA) atau analisis komponen utama dengan perangkat lunak R Statistik. Penilaian kualitas tanah dilakukan dengan menggunakan indeks kualitas tanah melalui skoring pada beberapa variabel terpilih dari PCA, yaitu Minimum Data Set (MDS). MDS merupakan sifat minimum yang paling berpengaruh. PC yang digunakan sebagai MDS yaitu PC dengan nilai eigenvalue > 1 dan dalam setiap PC hanya dipilih satu faktor yang sangat berbobot. Nilai MDS digunakan untuk mengkaji kualitas tanah dan perubahannya karena faktor manajemen penggunaan lahan melalui seleksi indikator sifat fisika dan kimia tanah. Hasil analisis Stepwise Regression menunjukkan bahwa konversi hutan menjadi kebun kelapa sawit berpengaruh nyata terhadap penurunan nilai bahan organik (BO) tanah, total ruang pori (TRP), kadar air (KA) volumetri, carbon (C) organik, kejenuhan basa (KB), kalium (K), nitrogen (N), rasio C/N, pH H2O dan peningkatan berat volume (BV) tanah. Hasil analisis PCA menunjukkan nilai indeks kualitas tanah berdasarkan sifat fisika dan kimia tanah pada penggunaan lahan hutan, kelapa sawit dan land clearing sebesar 0,45-0,53 (tergolong sedang). Indeks kualitas tanah tertinggi pada hutan sebesar 0,53 dan pada kelapa sawit umur 3 tahun (KS1) sebesar 0,45 dengan indikator yang berpengaruh yaitu carbon (C) organik (kriteria sangat rendah sampai tinggi) berat volume (BV) (kriteria tinggi) dan kejenuhan basa (KB) (kriteria sangat rendah). Perbaikan Kualitas tanah dilakukan adalah dengan pemupukan (pupuk organik dan buatan). Peubah yang diamati yaitu pH H2O, Kadar Air (KA), Carbon (C) Organik, Nitrogen (N) Total, Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), Natrium (Na), Kapasitas Tukar Kation (KTK). Perlakuan disusun dalam rancangan acak lengkap (RAL) dengan tiga kali ulangan. Data tanah diuji secara statistik dengan menggunakan analisis ragam dengan uji F pada α = 0,05 (5%). Dari hasil analisis sidik ragam dan uji jarak ganda Duncan pada taraf 5% bahwa pemberian pupuk dan bahan amelioran memberikan pengaruh nyata terhadap peningkatan nilai pH H2O, nitrogen (N) total, carbon (C) organik, kalium (K), natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg), kapasitas tukar kation (KTK) dan kejenuhan basa (KB). Aplikasi kombinasi pupuk dan bahan amelioran dianggap sebagai pilihan yang baik untuk meningkatkan pemulihan nutrisi hara dan kualitas tanah. Perlakuan Pupuk Kandang + Dolomit + Urea + KCl merupakan pemupukan yang terbaik terhadap peningkatan pH H2O, natrium (Na), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan kejenuhan basa. Perlakuan Pupuk kandang + urea merupakan pemupukan yang terbaik terhadap peningkatan nitrogen (N) total dan carbon (C) organik.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Primary Supervisor: | Prof. Dr. Ir. Hermansah. MS. M. Sc |
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Pascasarjana (S3) |
Depositing User: | S3 Ilmu-Ilmu Pertanian |
Date Deposited: | 12 Dec 2022 06:59 |
Last Modified: | 12 Dec 2022 06:59 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/117806 |
Actions (login required)
View Item |