Dampak Status Gizi Terhadap Erupsi Gigi Balita

Raudatul, Agva Zahira (2020) Dampak Status Gizi Terhadap Erupsi Gigi Balita. Diploma thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.

[img] Text (cover and abstrak)
1. cover + abstrak.pdf - Published Version

Download (194kB)
[img] Text (BAB I)
2. BAB I.pdf - Published Version

Download (176kB)
[img] Text (BAB III)
3. BAB 3.pdf - Published Version

Download (170kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
4. DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (405kB)
[img] Text (skripsi full text)
Literature Review Zahira(1).pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Status gizi merupakan keadaan tubuh yang dipengaruhi oleh konsumsi makanan atau asupan zat gizi. Faktor yang memengaruhi status gizi meliputi asupan makanan, ketersediaan makanan, pengetahuan, dan fasilitas kesehatan. Ketidakseimbangan asupan zat gizi dengan kebutuhan akan mengakibatkan terjadinya masalah gizi. Masalah gizi terdiri dari kekurangan gizi dan kelebihan gizi. Balita dengan masalah kekurangan gizi akan mengalami keterlambatan erupsi gigi desidui dibandingkan anak yang tidak mengalami masalah kekurangan gizi.Indonesia memiliki 16,29% balita menderita underweight, 27,6% balita menderira stunting, dan 7,44% balita menderita wasting. Tujuan penulisan kajian literatur ini adalah untuk memberikan gambaran mengenai dampak status gizi terhadap erupsi gigi balita. Status gizi balita dinilai menurut 3 indeks, yaitu Berat Badan menurut Umur (BB/U), Tinggi Badan menurut Umur (TB/U), dan Berat Badan menurut Tinggi Badan (BB/TB). Hasil dari indeks status gizi balita akan menentukan nilai z-score dari balita tersebut. Berdasarkan beberapa penelitian yang dilaporkan, dapat disimpulkan bawaha balita dengan status gizi lebih mengalami erupsi gigi yang lebih cepat. Balita dengan status gizi kurang dan gizi buruk memiliki jumlah gigi desidui yang lebih sedikit pada usia 1-2,5 tahun, balita dengan kondisi pendek dan sangat pendek memiliki jumlah gigi desidui lebih sedikit pada usia 1-3 tahun, dan balita dengan kondisi kurus dan sangat kurus memiliki jumlah gigi desidui yang lebih sedikit pad usia 0,5-3 tahun. Keterlambatan ini bisa saja berbeda untuk setiap jenis masalah gizi yang diderita dan wilayah atau negara yang ditempati oleh anak. Keterlambatan gigi desidui akan memengaruhi fungsi bicara, oklusi dan estetik.

Item Type: Thesis (Diploma)
Primary Supervisor: drg, Murniwati, MPPM
Uncontrolled Keywords: balita, erupsi gigi, status gizi
Subjects: R Medicine > RK Dentistry
Divisions: Fakultas Kedokteran Gigi
Depositing User: s1 pendidikan dokter gigi
Date Deposited: 25 Nov 2022 04:46
Last Modified: 25 Nov 2022 04:46
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/117578

Actions (login required)

View Item View Item