MAREPDEP KA LAGGAI: RELOKASI BENCANA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI MENTAWAI (Studi Kasus di Huntap Dusun Sabeugunggung, Desa Betumonga)

Intan, Violetta (2022) MAREPDEP KA LAGGAI: RELOKASI BENCANA GEMPA BUMI DAN TSUNAMI MENTAWAI (Studi Kasus di Huntap Dusun Sabeugunggung, Desa Betumonga). Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan Abstrak.pdf - Published Version

Download (165kB)
[img] Text (BAB I PENDAHULUAN)
BAB I PENDAHULUAN.pdf - Published Version

Download (388kB)
[img] Text (BAB VI)
BAB VI.pdf - Published Version

Download (113kB)
[img] Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version

Download (152kB)
[img] Text (FULL TEXT)
FULL TEXT.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)

Abstract

Intan Violetta, 1710823014, Skripsi ini berjudul “Marepdep Ka Laggai: Relokasi Bencana Gempa Bumi dan Tsunami Mentawai (Studi Kasus di Huntap Dusun Sabeugunggung, Desa Betumonga)’’. Skripsi sarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Departemen Antropologi Sosial, Pembimbing I Dr. Sri Setiawati, MA dan Pembimbing II Dr. Zainal Arifin M. Hum. Gempa bumi dan tsunami yang melanda Kabupaten Kepulauan Mentawai 12 tahun lalu masih menyisakan cerita. Tsunami yang menyapu beberapa dusun terutama di Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan tersebut mengharuskan masyarakatnya untuk mengikuti program relokasi dari pemerintah. Dusun Sabeugunggung di Desa Betumonga merupakan salah satu dusun yang ikut di relokasi. Masyarakatnya dipindahkan ke huntap di KM.14 Jalan Poros Pagai Utara. Akan tetapi, kepindahan masyarakat tersebut yang maksudnya ingin mengurangi resiko dampak bencana malahan menciptakan bencana baru di huntap, seperti kesulitan air bersih, kesulitan mendapatkan sumber protein dan himpitan ekonomi. Karena banyaknya persoalan yang dihadapi masyarakat di huntap, sebagian besar mereka memutuskan bolak-balik ke laggai untuk mengolah ladang disana maupun menangkap ikan disana. Tulisan ini ingin melihat pengalaman budaya masyarakat huntap Sabeugunggung untuk menetap di huntap atau mereka memilih bolak-balik ke laggai serta bagaimana pandangan mereka terhadap program relokasi tersebut. Lokasi penelitian berada di huntap Dusun Sabeugunggung KM. 14 Jalan Poros Pagai Utara. Metode yang digunakan yaitu life story dan observasi partisipatif dengan menggunakan paradigma etnosains. Hasil temuannya adalah ada beberapa hal yang membuat masyarakat menetap di huntap dan yang memilih bolak balik laggai-huntap, diantaranya rasa trauma, himpitan ekonomi dan ikan kultural mereka terhadap laggai. Ada masyarakat yang masih trauma untuk kembali ke laggai kemudian mereka bertahan di huntap dengan mencari pekerjaan baru disana. Ada masyarakat yang masih trauma, tetapi karena himpitan ekonomi di huntap mereka terpaksa kembali ke laggai untuk mengolah ladang mereka disana. Serta ada juga masyarakat yang menetap di huntap, mempunyai mata pencaharian di huntap tetapi ingin kembali ke laggai karena ikatan kultural mereka dengan laggai, seperti rasa nyaman, senang dan merasakan apa yang di butuhkan semua sudah tersedia di laggai. Faktor lain yang menjadi persoalan di huntap adalah sampai saat sekarang masyarakat belum mendapatkan sertifikat tanah maupun huntap sebagai bentuk legalitas mereka menetap disana. Kata Kunci: relokasi bencana, pandangan masyarakat, Mentawai, Pagai Utara

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform
H Social Sciences > HV Social pathology. Social and public welfare
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik > Antropologi
Depositing User: s1 antropologi sosial
Date Deposited: 25 Oct 2022 07:01
Last Modified: 25 Oct 2022 07:01
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/115607

Actions (login required)

View Item View Item