Hubungan Kadar High Sensitivity C-Reactive Protein, Phosphorylated Neurofilament Heavy Subunit, S100 Beta, dan Rasio Neutrofil Limfosit dengan Tingkat Keparahan dan Persistensi Delirium

Mulyana, Roza (2022) Hubungan Kadar High Sensitivity C-Reactive Protein, Phosphorylated Neurofilament Heavy Subunit, S100 Beta, dan Rasio Neutrofil Limfosit dengan Tingkat Keparahan dan Persistensi Delirium. Doctoral thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Abstrak)
Abstrak.pdf - Published Version

Download (116kB)
[img] Text (BAB 1 Pendahuluan)
BAB 1 Pendahuluan.pdf - Published Version

Download (132kB)
[img] Text (BAB 7 Penutup)
BAB 7 Penutup.pdf - Published Version

Download (99kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (231kB)
[img] Text (Full Text)
Full Text Disertasi_Roza Mulyana_ 1830312010.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Delirium merupakan suatu gangguan atensi dan fungsi kognitif global akut yang cukup sering terjadi pada lanjut usia dan dapat meningkatkan lama rawat, angka ketergantungan, morbiditas, dan mortalitas. Infeksi pneumonia merupakan salah satu pencetus delirium yang paling banyak dijumpai dan merupakan penyebab rawat inap yang sering pada lanjut usia. Beberapa marker sudah diteliti terkait kejadian delirium, namun hubungan dengan tingkat keparahan dan persistensi delirium masih belum jelas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara marker hs-CRP, pNF-H, S100B, dan RNL dengan tingkat keparahan dan persistensi delirium. Penelitian ini merupakan penelitian potong lintang dan kohort prospektif, yang dilanjutkan dengan kohort prospektif. Rekrutmen dan pengambilan sampel darah dilakukan pada saat subjek dengan delirium dan pneumonia masuk perawatan di ruang rawat inap penyakit dalam RSUP dr. M. Djamil. Subjek dikelompokkan berdasarkan tingkat keparahan delirium (ringan, sedang, dan berat) menggunakan skor Memorial Delirium Assessment Scale (MDAS). Subjek kemudian diikuti sampai pulang perawatan dan pada saat 4 minggu untuk mengetahui delirium persisten atau tidak. Hasil penelitian menjukkan total 80 subjek dengan rerata usia 70,72±7,44 tahun, terdiri atas 29 subjek delirium ringan, 26 sedang, dan 25 berat. Rerata kadar hs-CRP pada delirium ringan, sedang, dan berat masing-masing 13,36±0,79, 13,56±0,78, dan 13,88±0,59 mg/L (p=0,038). Median nilai RNL pada delirium ringan, sedang, dan berat masing-masing 6,80 (1,00-31,00), 9,50 (3,60-46,00), dan 11,90 (2,80-46,50) (p=0,026). Nilai cut off hs-CRP 13,61 mg/L menunjukkan peningkatan kejadian persistensi delirium (OR (95%CI) 2,54 (1,01-6,39), p=0,045). Median kadar pNF-H dan S100B tidak berbeda bermakna pada ketiga tingkat keparahan delirium, maupun persisten atau tidak persisten. Kesimpulan hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan rerata kadar hs-CRP dan RNL pada berbagai tingkat keparahan delirium, dengan nilai tertinggi pada delirium berat. Kadar hs-CRP melebihi 13,61 mg/L berpotensi untuk memprediksi kejadian delirium persisten. Tidak didapatkan perbedaan kadar pNF-H dan S100B pada berbagai tingkat keparahan maupun persistensi delirium.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: R Medicine > RC Internal medicine > RC0321 Neuroscience. Biological psychiatry. Neuropsychiatry
Divisions: Pascasarjana (S3)
Depositing User: s3 Biomedik kedokteran
Date Deposited: 21 Oct 2022 03:46
Last Modified: 21 Oct 2022 03:46
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/115141

Actions (login required)

View Item View Item