ANALISIS RANTAI NILAI INDUSTRI AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

SYERLY, HERMAN (2015) ANALISIS RANTAI NILAI INDUSTRI AYAM RAS PEDAGING DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Diploma thesis, UPT. Perpustakaan Unand.

[img] Text
201510271340th_syerly herman_1110932049_ti_ft_ua.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Jumlah penduduk Indonesia setiap tahun semakin meningkat, karena tingginya angka kelahiran dan rendahnya angka kematian masyarakat Indonesia. Peningkatan jumlah penduduk yang diikuti dengan meningkatnya pendapatan per kapita akan semakin meningkatkan konsumsi terhadap hasil ternak, termasuk daging ayam untuk dikonsumsi. Agribisnis ayam Indonesia telah mengalami kemajuan yang pesat dan telah berkontribusi besar terhadap konsumsi daging di Indonesia. Agribisnis ayam ras pedaging merupakan salah satu sektor usaha peternakan yang telah berkontribusi besar dalam perekonomian masyarakat di Kabupaten Lima Puluh Kota dan berpotensi untuk terus dikembangkan. Saat ini, Kabupaten Lima Puluh Kota merupakan salah satu wilayah yang menjadi pusat peternakan ayam ras pedaging di Provinsi Sumatera Barat. Semua proses produksi, distribusi dan pemasaran produk ayam ras pedaging dari hulu sampai hilir dijalankan oleh beberapa pelaku dengan kepentingannya masing-masing. Kinerja rantai pasok yang dijalankan oleh perusahaan tidak terlepas dari permasalahan-permasalahan yang terjadi seperti tingginya harga pakan, harga bibit ayam dan harga obat-obatan, serta fluktuasi harga jual ayam dipasaran. Pengelolaan peternakan secara kemitraan dan mandiri yang akan merasakan dampak paling besar dari pengaruh harga ayam yang berfluktuasi. Salah satu cara yang digunakan untuk mencapai tujuan adalah dengan melakukan analisis rantai nilai dari industri peternakan ayam ras pedaging. Analisis digunakan untuk mengetahui bagaimana distribusi nilai tambah yang diperoleh pada pelaku dari rantai pasok peternakan ayam ras pedaging. Perhitungan nilai tambah menggunakan metode Hayami, yaitu nilai tambah merupakan selisih dari nilai output dengan nilai input yang dikeluarkan sedangkan dalam menyamakan nilai perhitungan distribusi nilai tambah, perhitungan dilakukan dengan melakukan ekivlensi terhadap populasi ayam (ekor). Hasil penelitian menunjukkan struktur rantai nilai pada industri peternakan ayam ras pedaging di Kabupaten Lima Puluh Kota terdiri dari perusahaan mitra, poultry shop (PS), peternak mitra, peternak mandiri, pedagang pengumpul (tauke), pedagang besar, pedagang kecil, konsumen besar dan konsumen kecil. Dalam struktur rantai nilai terdapat dua belas saluran. Pada rantai pasok peternakan ayam ras pedaging di Kabupaten Lima Puluh Kota terdiri dari dua jenis peternakan, yaitu peternakan mitra dan peternakan mandiri yang memiliki keuntungan 78,74% peternakan mitra dan 21,26% peternakan mandiri. Perumusan nilai tambah menggunakan metode hayami. Sehingga didapatkan urutan distribusi nilai tambah, yaitu perusahaan mitra 24,87%, pedagang pengumpul (tauke) 18,32%, peternakan mitra 13,45%, poultry shop (PS) 12,45%, peternakan mandiri 11,90%, pedagang besar 10,51% dan pedagang kecil 8,49%. Kata kunci : ayam ras pedaging, nilai tambah, dan rantai nilai

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: T Technology > T Technology (General)
T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Fakultas Teknik > Industri
Depositing User: Ms Meldiany Ramadhona
Date Deposited: 05 Feb 2016 07:29
Last Modified: 05 Feb 2016 07:29
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/1127

Actions (login required)

View Item View Item