Ardela, Yuli Anggraini (2015) ANALISIS DAMPAK APBD TERHADAP PDRB DAN PDRB TERHADAP KEMISKINAN DAN PENGANGGURAN DI SUMATERA BARAT. Diploma thesis, UNIVERSITAS ANDALAS.
Text (SKRIPSI)
201505151142th_kompres.pdf - Updated Version Restricted to Repository staff only Download (535kB) |
Abstract
Pengelolaan APBD secara baik dan juga perencanaan yang dilakukan sedemikian rupa dengan melihat bagaimana prioritas daerah, maka akan dapat mengoptimalkan APBD tersebut. Selain kebutuhan daerah yang harus diperhatikan untuk memenuhi keinginan masayarakat daerah dan juga untuk meningkatkan kesejahrataan masyarakat. Kesejahteraan yang meningkat dapat menunjukan keberhasilan pembangunan suatu daerah, yang artinya juga pembangunan terlaksana dengan baik dan sesuai harapan. Berdasarkan data APBD Sumatera Barat dilihat dari sisi pengeluaran tahun 2001- 2013 menunjukan peningkatan setiap tahunnya, dimana pada tahun 2001 APBD Sumatera Barat sebesar Rp. 374,675,020,000 sementara pada tahun 2013 APBD sebesar Rp. 3,113,313,665,126.92 kenaikan APBD ini diharapkan akan meningkatkan PDRB Sumatera Barat. Jika dilihat dari bentuk laju pertumbuhan APBD menunjukan angka yang berfluktuasi, dimana laju pertumbuhan tertinggi terjadi pada tahun 2004 ke 2005 yakni sebesar 83,17% jika di banding pada tahun sebelumnya yang hanya sebesar 4,63 persen saja. Kenaikan pengeluaran pemerintah ini diharapkan akan dapat mendorong perekonomian lebih baik dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Selain itu pengeluaran pemerintah di bidang pembangunan akan dapat dinikmati langsung oleh masyarakat yang juga akan mendorong peningkatan PDRB di daerah tersebut, dimana rata-rata peningkatan APBD Sumatera Barat adalah sebesar 21.29%. 4 PDRB Sumatera Barat dari tahun 2001-2013 juga mengalami peningkatan, walaupun dari segi laju pertumbuhan menunjukan angka yang berfluktuasi dari tahun ke tahun, dimana pertumbuhan PDRB tertinggi terjadi pada tahun 2008 dan terendah terjadi pada tahun 2009. Dimana pada tahun 2008 laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,88 persen sementara pada tahun 2009 hanya sebesar 4,29 persen, hal ini di karenakan terjadinya bencana alam di pusat kota Sumatera Barat, secara rata-rata peningkatan PDRB Sumatera Barat adalah sebedar 5,80 persen.. Selama 13 tahun terakhir jumlah kemiskinan di Sumatera Barat menunjukan angka yang berfluktuasi walau cendrung menunjukan angka penurunan kemiskinan, berdasarkan data yang diperolah dari tahun 2001-2013, kemiskinan tertinggi terjadi pada tahun 2001 yakni sebesar 643,300 jiwa dengan kemiskinan terendah pada tahun 2003 dengan jumlah kemiskinan pada tahun ini sebesar 383,025 jiwa dan jika dilihat dari laju perkembangan kemiskinan menunjukan angaka negatif yang artinya kemiskinan menunjukan penurunan, penurunan secara rata-rata sebesar -3,70 persen.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > HB Economic Theory H Social Sciences > HC Economic History and Conditions |
Divisions: | Fakultas Ekonomi > Ilmu Ekonomi |
Depositing User: | Yth Vebi Dwi Putra |
Date Deposited: | 18 Jun 2016 06:46 |
Last Modified: | 18 Jun 2016 06:46 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/10999 |
Actions (login required)
View Item |