KALIMAT LARANGAN ~NAIDE DAN ~NA DALAM SERIAL DRAMA YANKEE-KUN TO MEGANE-CHAN

ATIKA, PUTRI (2014) KALIMAT LARANGAN ~NAIDE DAN ~NA DALAM SERIAL DRAMA YANKEE-KUN TO MEGANE-CHAN. Diploma thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Skripsi Full Teks)
201412121041th_atika putri 1010752016 sastra jepang.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Kalimat larangan dalam bahasa Jepang disebut dengan kinshi no bun. Kinshi no bun terdiri dari berbagai macam bentuk, diantaranya adalah bentuk ~naide dan ~na yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Kedua bentuk ini sama-sama digunakan untuk melarang tetapi memiliki cara penggunaan yang berbeda. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mencari tahu bagaimana penggunaan kedua bentuk larangan tersebut secara lebih rinci. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Data pada penelitian ini diperoleh dari serial drama Jepang yang berjudul Yankee-kun to Megane-chan. Pada tahap pengumpulan data, peneliti menggunakan teknik simak dengan teknik lanjutan yaitu teknik simak bebas libat cakap. Pada tahap analisis data peneliti menggunakan metode padan yaitu metode padan pragmatis. Pada tahap penyajian hasil analisis data, peneliti menggunakan metode informal. Dalam menganalisis data peneliti menggunakan teori aspek-aspek situasi tutur yang dikemukakan oleh Leech. Berdasarkan analisis yang peneliti lakukan, berikut penggunaan bentuk ~naide dan ~na. Bentuk ~naide dapat dituturkan oleh laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan konteks tuturan, bentuk ~naide dapat digunakan dalam suasana yang formal maupun informal. Tujuan penggunaan bentuk ~naide yaitu untuk melarang secara umum dalam kondisi apapun. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas yaitu tuturan langsung. Tuturan sebagai produk tindak verbal yaitu harapan dari setiap tuturan larangan bentuk ~naide yang diucapkan oleh penutur. Bentuk ~na biasanya dituturkan oleh laki-laki. Berdasarkan konteks tuturan, bentuk ~na biasanya digunakan dalam suasana yang informal dikarenakan melarang dengan menggunakan bentuk ~na terkesan kasar dan tidak sopan. Tujuan penggunaan bentuk ~na yaitu untuk melarang secara tidak sopan dalam keadaan yang informal. Tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas yaitu tuturan langsung. Tuturan sebagai produk tindak verbal yaitu harapan dari setiap tuturan larangan bentuk ~na yang diucapkan oleh penutur.

Item Type: Thesis (Diploma)
Subjects: P Language and Literature > PL Languages and literatures of Eastern Asia, Africa, Oceania
Divisions: Fakultas Ilmu Budaya > Sastra Jepang
Depositing User: Ms Dian Budiarti
Date Deposited: 18 Jun 2016 03:14
Last Modified: 18 Jun 2016 03:14
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/10937

Actions (login required)

View Item View Item