DINAMIKA OPERASIONAL KERETA API RUTE PAYAKUMBUH - LIMBANANG TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DI LIMA PULUH KOTA TAHUN 1921-1933

NESA, KARLINA (2022) DINAMIKA OPERASIONAL KERETA API RUTE PAYAKUMBUH - LIMBANANG TERHADAP EKONOMI MASYARAKAT DI LIMA PULUH KOTA TAHUN 1921-1933. Diploma thesis, Universitas Andalas.

	Text (COVER DAN ABSTRAK) COVER.pdf - Published Version Download (62kB)
	Text (BAB 1) BAB I.pdf - Published Version Download (1MB)
	Text (PENUTUP KESIMPULAN) BAB IV PENUTUP.pdf - Published Version Download (98kB)
	Text (DAFTAR PUSTAKA) DAFTAR PUSTAKA (1).pdf - Published Version Download (756kB)
	Text (SKRIPSI FULL TEXT) SKRIPSI NESA KARLINA AMIIN.pdf - Published Version Restricted to Repository staff only Download (1MB) | Request a copy

Abstract

Penelitian ini tentang sejarah perkeretaapian di Lima Puluh Kota dengan jalur Payakumbuh -Limbanang. Kajian ini membahas tentang seluk beluk pembukaan jalur kereta api rute Payakumbuh-Limbanang serta pengaruhnya terhadap ekonomi masyarakat. Pengoperasian kereta api pada jalur ini aktif pada masa pemerintahan kolonial Belanda, dimulai pada tahun 1921 dan ditutup tahun 1933. Objek Penelitian ini adalah transportasi kereta api yang beroperasi dari Payakumbuh hingga Limbanang pada tahun 1921-1933. Penelitian ini secara garis besar masuk dalam kategori kajian sejarah sosialekonomi. Salah satu tema pokok dari sejarah sosial adalah sejarah modernisasi transportasi kereta api yang memiliki dampak dan pengaruh bagi kehidupan masyarakat. Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif dengan pendekatan historis dan dalam penulisan karya sejarah yang bersifat ilmiah, maka penulis harus mengikuti beberapa metode sejarah. Dalam metode sejarah itu ada beberapa tahapan yang harus dilalui, antara lain : heuristik, kritik sumber, interpretasi, historiografi. Narasumber yang terlibat dalam wawancara ada warga yang pernah menggunakan transportasi kereta api di Payakumbuh-Limbanang pada tahun 1921-1933. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa pengoperasian kereta api memudahkan hubungan sosial masyarakat dan meningkaatkan ekonomi masyarakat. Dimulai dari interaksi dan hubungan masyarakat Lima Puluh Kota dengan daerah lainnya seperti Kota Payakumbuh hingga mata pencaharian dan gaya hidup masyarakat. Setelah dua belas tahun lamanya beroperasi, kereta api rute PaykumbuhLimbanang ditutup. Penutupan pengoperasian kereta api ini disebabkan karena krisis ekonomi dunia. Rute perjalanan kereta api Payakumbuh-Limbanang melewati empat Kecamatan yang ada di Lima Puluh Kota yaitu: Kecamatan Payakumbuh, Kecamatan Guguak, Kecamatan Guguak VIII Koto dan Kecamatan Suliki. Transportasi kereta api rute Payakumbuh-Limbanang ini berbeda dari rute kereta api lain yang memiliki tujuan dari suatu Kota ke Kota lainnya, yaitu dijalurkan ke pedalaman Lima Puluh Kota

Actions (login required)

View Item