ANALISIS VEKTOR DEFORMASI AKIBAT GEMPABUMI DENGAN MEKANISME YANG BERBEDA SELAMA FASE PRESEISMIC, COSEISMIC DAN POSTSEISMIC

Fadilla, Monica (2022) ANALISIS VEKTOR DEFORMASI AKIBAT GEMPABUMI DENGAN MEKANISME YANG BERBEDA SELAMA FASE PRESEISMIC, COSEISMIC DAN POSTSEISMIC. Masters thesis, Universitas Andalas.

[img] Text (Cover & Abstrak)
abstrak + cover.pdf - Published Version

Download (215kB)
[img] Text (BAB I Pendahuluan)
BAB I Pendahuluan.pdf - Published Version

Download (174kB)
[img] Text (BAB V Penutup)
BAB V Penutup.pdf - Published Version

Download (149kB)
[img] Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka.pdf - Published Version

Download (170kB)
[img] Text (Skripsi Full Text)
Skripsi Full Text.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (10MB) | Request a copy

Abstract

Aktivitas kegempaan di Sumatra Barat bersumber dari zona subduksi, sesar mentawai dan sesar Sumatra. Salah satu gempa yang terjadi di zona subduksi adalah gempa Mentawai berkekuatan Mw6.0 pada 2 Februari 2019 (DoY 033) dengan mekanisme thrust fault dan gempabumi yang terjadi di sesar Sumatra yaitu gempa Solok Selatan pada 28 Februari 2019 (DoY 059) berkekuatan Mw5.4 dengan mekanisme strike-slip fault. Gempabumi mengakibatkan kerak bumi disekitarnya terdeformasi dalam arah vertikal maupun horizontal. Deformasi dapat diketahui dengan data pengamatan stasiun SuGAr (Sumatran GPS Array) dan InaCORS (Indonesian Continuously Operating Reference Station) yang diolah menggunakan software GAMIT/GLOBK 10.74. Pengamatan dilakukan selama 125 hari dengan menggunakan 12 stasiun SuGAr dan 8 stasiun InaCORS yang tersebar di sekitar episenter gempabumi. Hasilnya gempa Mentawai mengalami akumulasi energi lebih besar dibandingkan dengan gempa Solok Selatan. Fase coseismic gempa Mentawai mengalami pergeseran horizontal terbesar pada stasiun SLBU yaitu 15,48 mm dengan arah S 29,96º W dan pergeseran vertikal 26,75 mm, sedangkan gempa Solok Selatan terjadi pada stasiun CSDH dengan pergeseran horizontal 5,75 mm ke arah S 11,45º E dan pergeseran vertikal 4,04 mm. Fase postseismic akibat gempa Mentawai berlangsung lebih lama yaitu 60 hari dibandingkan dengan gempa Solok Selatan yang hanya berlangsung 20 hari. Sedikitnya stasiun pengamatan yang ada di dekat Segmen Suliti-Siulak mengakibatkan pengamatan gempa Solok Selatan menjadi terbatas hanya pada bagian timur sesar Sumatra yaitu stasiun CSDH, sementara bagian barat sesar Sumatra didominasi oleh stasiun yang berjarak lebih dari 100 km dari episenter gempa Solok Selatan.

Item Type: Thesis (Masters)
Primary Supervisor: Dr. Techn. Marzuki
Subjects: Q Science > QC Physics
Divisions: Pascasarjana (S2)
Depositing User: s2 fisika fisika
Date Deposited: 09 Jun 2022 06:58
Last Modified: 09 Jun 2022 06:58
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/105108

Actions (login required)

View Item View Item