Ketidaksantunan dalam Video Debat Pemilihan Presiden Tahun 2019

Tia, Gustiani (2021) Ketidaksantunan dalam Video Debat Pemilihan Presiden Tahun 2019. Masters thesis, Universitas Andalas.

[img]
Preview
Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan Abstrak.pdf - Published Version

Download (78kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab 1 Pendahuluan)
Bab 1 Pendahuluan (2).pdf - Published Version

Download (186kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab 5 Penutup)
Bab 5 Penutup (1).pdf - Published Version

Download (60kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Daftar Pustaka)
Daftar Pustaka (1).pdf - Published Version

Download (213kB) | Preview
[img] Text (Thesis Full Text)
Thesis Full Text.pdf - Published Version
Restricted to Repository staff only

Download (4MB)

Abstract

Thesis ini memiliki tujuan yaitu mengidentifikasikan dan menguraikan bentuk-bentuk ketidaksantunan yang ada dalam debat pilpres tahun 2019, menemukan dan menguraikan strategi ketidaksantunan yang terdapat debat pilpres tahun 2019, serta menjelaskan fungsi ketidaksantunan yang digunakan dalam debat pilpres tahun 2019. Deskriptif kualitatif merupakan jenis studi ini dan data yang diperoleh penulis bersumber pada 4 video YouTube debat pemilihan presiden 2019 dan dianalisis melalui penggunaan metode agih dan padan. Penulis menerapkan teori ketidaksantunan yang digagas oleh Brown dan Levinson (1987), teori strategi ketidaksantunan oleh Culpeper (2005) serta teori fungsi bahasa Halliday (1973). Berdasarkan hasil analisis peneliti terhadap ketidaksantunan yang digunakan dalam video debat pemilihan presiden tahun 2019 ditemukan; (1) bentuk ketidaksantunan berupa tindakan mengancam muka negatif dan positif, (2) menahan kesantunan, ketidaksantunan sarkasme, ketidaksantunan negatif, ketidaksantunan positif, dan ketidaksantunan secara langsung (3) fungsi bahasa ditemukan dalam penelitian ini ialah fungsi instrumental, representatif, personal, heuristik, dan regulatif. Bentuk tindakan mengancam muka positif yang paling sering digunakan adalah kritikan dengan total persentase 25%, hal ini disebabkan oleh konteks latar belakang peserta debat yang merupakan seorang petahana dan calon pendatang baru, tentu saja banyak kritikan atas pemerintahan sang petahana dan kritikan atas gagasan baru yang dinilai tidak sesuai dengan kondisi. Strategi ketidaksantunan yang paling sering dipakai adalah strategi ketidaksantunan negatif dengan persentase 43%, pada strategi ini penutur menampilkan perilaku superior seperti upaya membahas kelemahan dan upaya menyalahkan lawan bicara. Fungsi bahasa yang paling dominan digunakan dalam video debat pemilihan presiden tahun 2019 yaitu fungsi representatif dengan persentase 51%. Fungsi ini berfungsi mendeskripsikan keinginan penutur yang terdiri atas upaya melaporkan sesuatu, mendeksripsikan sebuah fenomena, dan menyampaikan pengetahuan dan fakta.

Item Type: Thesis (Masters)
Primary Supervisor: Dr. Aslinda, M.Hum.
Uncontrolled Keywords: Ketidaksantunan, Bentuk Tindakan Mengancam Muka, Strategi Ketidaksantunan, dan Fungsi Bahasa
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
P Language and Literature > P Philology. Linguistics
Depositing User: s2 ilmu linguistik
Date Deposited: 17 May 2022 05:08
Last Modified: 17 May 2022 05:08
URI: http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/103039

Actions (login required)

View Item View Item