Adinda, Adinda (2022) GAMBARAN SINDROM EKSTRAPIRAMIDAL PADA PASIEN SKIZOFRENIA DAN SKIZOAFEKTIF YANG MENDAPAT TERAPI RISPERIDON DI BANGSAL RAWAT INAP RSJ PROF. HB. SAANIN PADANG. Diploma thesis, Universitas Andalas.
|
Text (Cover dan Abstrak)
Cover dan Abstrak.pdf - Published Version Download (131kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 1 PENDAHULUAN)
BAB 1 PENDAHULUAN.pdf - Published Version Download (69kB) | Preview |
|
|
Text (BAB 6 PENUTUP)
BAB 6 PENUTUP.pdf - Published Version Download (58kB) | Preview |
|
|
Text (DAFTAR PUSTAKA)
DAFTAR PUSTAKA.pdf - Published Version Download (158kB) | Preview |
|
Text (skripsi full text)
skripsi full text.pdf Restricted to Repository staff only Download (6MB) |
Abstract
Risperidon adalah obat antipsikotik atipikal yang digunakan dalam mengobati gangguan mental dan mood, termasuk skizofrenia, skizoafektif, dan gangguan bipolar. Antipsikotik atipikal memiliki risiko rendah untuk timbulnya sindrom ekstrapiramidal (EPS). Akan tetapi, risperidon diketahui memiliki risiko lebih tinggi untuk menimbulkan EPS dibanding antipsikotik atipikal lainnya, seperti klozapin, olanzapin, dan aripiprazol. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran sindrom ekstrapiramidal pada pasien skizofrenia dan skizoafektif yang mendapat terapi risperidon di bangsal rawat inap RSJ Prof. HB Saanin Padang. Rancangan penelitian ini adalah cross-sectional dengan metode campuran. Penelitian dilakukan dengan melakukan pemeriksaan langsung dan melihat rekam medis. Metode pengambilan sampel adalah total sampling dengan jumlah sampel 54 pasien. Penelitian ini dilakukan di RSJ Prof. HB Saanin Padang. Waktu pengambilan data adalah 4 minggu, dimulai tanggal 27 Desember 2021 hingga 26 Januari 2022. Analisis data dilakukan secara univariat dengan menggunakan aplikasi SPSS 25. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 16,41% pasien skizofrenia dan skizoafektif di RSJ Prof HB Saanin Padang mendapat risperidon monoterapi. Usia pasien berkisar dari 18 tahun sampai 62 tahun dengan rata-rata usia 35,9. 79,6% pasien berjenis kelamin laki-laki. Tingkat pendidikan pasien yang paling banyak adalah tamat pendidikan dasar (46,3%). Sebagian besar pasien tidak bekerja (77,%). Subtipe skizofrenia dan skizoafektif yang paling banyak ditemukan adalah skizofrenia paranoid (50%). 83,3%% pasien tidak mengalami EPS. 9,3% pasien mengalami parkinsonisme, 5,6% mengalami distonia, 1,9% mengalami akatisia, dan tidak ada yang mengalami diskinesia tardif. Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pasien yang diterapi dengan antipsikotik atipikal masih berisiko untuk mengalami EPS.
Item Type: | Thesis (Diploma) |
---|---|
Primary Supervisor: | dr. Rahmatini, M.Kes |
Uncontrolled Keywords: | risperidon, skizofrenia, skizoafektif, sindrom ekstrapiramidal |
Subjects: | R Medicine > RM Therapeutics. Pharmacology |
Divisions: | Fakultas Kedokteran |
Depositing User: | S1 Pendidikan Kedokteran |
Date Deposited: | 28 Apr 2022 06:41 |
Last Modified: | 28 Apr 2022 06:41 |
URI: | http://scholar.unand.ac.id/id/eprint/101646 |
Actions (login required)
View Item |